Penulis: Keza Felice
Sama halnya dengan tarian lainnya, Tari Sirih Kuning juga mempunyai sejarah tersendiri. Diketahui bahwa tarian ini merupakan pengembangan dari Tari Cokek. Ini adalah salah satu tari yang berasal dari adat Betawi, Provinsi Jawa Barat.
Biasanya tari ini dilakukan secara
berkelompok atau per seorangan oleh laki-laki dan perempuan. Tarian ini
termasuk dalam jenis tari penyambutan serta pergaulan bagi muda-mudi di daerah
Betawi.
Mengenal Pengertian Tari Sirih Kuning dari Betawi
Bukan hanya untuk penyambutan, tarian
ini juga sering kali ditampilkan untuk pengiring pengantin Betawi saat
melakukan proses sirih dare oleh
pengantin pria.
Dahulunya tari sirih kuning ini
banyak ditampilkan secara berpasangan dengan iringan Gambang Kromong, musik
khas Betawi. Tidak hanya itu saja, tarian ini juga dapat digunakan untuk acara
penyambutan maupun memeriahkan sebuah acara. Pada dasarnya tarian Sirih Kuning merupakan
pengembangan dari tari Cokek.
Sejarah Tari Sirih Kuning Asal Daerah Betawi
Tari Cokek merupakan tari permainan
dan pergaulan masyarakat Tionghoa yang berada di daerah pesisir Betawi pada
zaman penjajahan Belanda. Ini merupakan awal mula kemunculan Tari Sirih Kuning
yang memang dikembangkan dari tarian leluhurnya, tari Cokek.
Pada awal perkembangannya, tarian ini
dilakukan secara berpasang-pasangan dengan posisi tidak saling bersentuhan
alias diberi jarak. Namun, seiring perkembangan zaman akhirnya tari ini dapat
dilakukan tanpa berpasangan.
Sampai saat ini tarian sirih kuning
akan ditampilkan oleh sekelompok penari wanita saja. Seperti yang telah
diketakan sebelumnya bahwa tarian ini juga dilakukan ketika mempelai laki-laki
akan menyerahkan sirih dare yang
diketahui merupakan persembahan untuk mengajak mempelai perempuan untuk duduk
bersanding.
Sirih Dare ini
berupa empat belas lembar daun sirih yang dilipat terbalik membentuk kerucut
terbalik. Tatanannya pun sangat rapi, yakni tujuh lembar berada di sisi kiri
dan tujuh lembar lainnya berada di sisi kanan. Dan pada bagian tengahnya akan
diletakkan setangkai mawar merah serta lembaran uang dengan percahan terkecil
Rp1.000 hingga tertinggi yakni Rp100.000.
Serangkaian acara tersebut
dilaksanakan sebagai ungkapan serta lambang kasih sayang dan cinta dari seorang
suami kepada istrinya.
Properti dan Kostum Tari Sirih Kuning Berasal dari Adat Betawi
Properti yang digunakan oleh para
penari sirih kuning biasanya hiasan kepala berupa bunga, cadar khas Betawi bagi
wanita, atau kerudung. Untuk para penari pria akan menggunakan topi atau kain
berbentuk kerucut.
Sedangkan aksesoris yang digunakan
yakni berupa ikat pinggang yang bisa dipakai baik bagi penari pria ataupun
wanita. Kemudian, mereka juga akan menggunakan selendang yang juga bisa digunakan
untuk menarik penonton agar mereka mau menari. Selendang juga bisa difungsikan
untuk menarik penari wanita saat memasuki gerakan berpasangan.
Selendang tersebut pada umumnya akan
dikalungkan oleh penari pria dan kemudian diikatkan pada pinggang penari wanita
bila memang tidak berpasangan. Ini merupakan keunikan tari sirih kuning yang
menjadikannya sebagai seni tradisional yang cukup populer.
Dalam segi kostum, baju atasan yang
digunakan oleh para penari sirih kuning merupakan pakaian tradisional khas
Tionghoa. Para penari lelaki akan menggunakan baju yang longgar dengan bagian
lengannya yang panjang. Sedangkan para penari perempuan akan menggunakan kebaya
yang berbahan sutra.
Untuk kostum bagian bawah, para
penari akan menggunakan kain batik tradisional khas Betawi dengan motif tanduk
atau juga memakai celana panjang dengan warna senada baju atasan, dan juga
berbahan sutra.
Pakaian yang digunakan biasanya
berwarna cerah, seperti kuning, merah, dan hijau. Sedangkan perlengkapan yang digunakan di bagian kepala di antaranya: tusukan
bunga khas gaya Tionghoa, konde, dan hiasan berupa bunga.
Baca Artikel Lainnya: 21 Tari Tradisional Jawa Timur Lengkap dengan Penjelasan Rincinya
Fungsi Tari Sirih Kuning
Biasanya tarian ini digunakan untuk
mengiringi prosesi pernikahan dari adat Betawi. Tidak hanya itu, tari sirih
juga dapat difungsikan untuk menyambut tamu kehormatan dan juga untuk
ditampilkan dalam acara lain, seperti 17 Agustusan, khitanan, dan lain
sebagainya.
Tentu saja tarian ini ditampilkan
untuk memeriahkan acara tersebut sekaligus untuk menghibur masyarakat yang
menyempatkan hadir pada acarac-acara itu. Meski demikian, utamanya dilakukannya
tarian ini bertujuan untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia yang sudah
ada sejak zaman dahulu agar tidak hilang tergerus perkembangan zaman.
Musik Pengiring Taraian
Tarian ini menggunakan iringan musik
berupa alat-alat musik tradisional khas Betawi, salah satunya yakni gambang
kromong dengan paduan gamelan. Alat-alat musik yang digunakan akan dipadukan
dengan alat musik gesek khas Tionghoa, di antaranya yaitu tehyan, sukong, dan kongahyan
yang berperan sebagai bass.
Sedangkan lagu yang digunakan dalam
pementasan tarian ini berupa Sirih Kuning
yang mempunyai arti “Gadis Belia Nan Elok”. Lirik dari lagu ini mengisahkan tentang pemuda yang sedang
mengungkapkan perasaannya pada wanita pujaan hati dan bermaksud ingin
bersanding dengannya. Lagu tersebut bergenre pop Melayu dan mempunyai keunikan
seperti pantun.
Pola Lantai tari Sirih Kuning
Jika dilakukan secara berpasangan,
maka tarian Sirih Kuning menggunakan pola lantai berdua-dua serta menyesuaikan dengan
pasangannya masing-masing. Kemudian, bila tarian ini dilakukan oleh penari
perempuan saja, biasanya mereka akan menggunakan pola lantai baris berbentuk V
atau bisa juga berbaris dengan selang-seling dengan zig-zag.
Namun, pola lantai yang wajib terdapat
dalam tarian khas Betawi ini adalah dua baris lurus serta diberikan jarak antar
baris.
Dalam hal penataan panggung, tarian
ini bisa ditampilkan di lanta, di panggung, atau bisa jugas keduanya. Hal ini
dikarenakan saat digunakan dalam prosesi pernikahan, tari Sirih Kuning berperan
sebagai ‘pengiring’ yang memberikan jalan pada kedua mempelai untuk melewati
para penari. Karena itulah para penari menggunakan jarak antar barisnya sekitar
tiga hingga lima meter, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi tabrakan.
Gerakan Tari Sirih Kuning
Foto: de-de facebook.com |
Gerakan dasar tari sirih kuning dibagi
dalam tiga bagian, yaitu sikap awal, nandak dua, dan juga gerak sembah.
Untuk sikap awal, para penari akan merenggangkan kedua kakinya sehingga dapat membentuk
huruf V. Kemudian, penari mengangkat serta merenggangkan kedua tangannya
setengah ke atas dan telapak tangan yang menghadap ke atas ataupun depan.
Sedangkan posisi badan, para penari
wanita akan berada pada posisi tegap lurus, tapi kaki direndahkan ke bawah. Dan
pinggang akan ditonjolkan ke bagian belakang. Ciri khas dari gerakan tari ini
yakni mengikuti gerakan hewan bebek, karenanya dinamakan gerakan mendakak. Apabila
dilaksanakan secara berpasangan, maka posisi badan dari para penari pria akan
doyong ke arah depan.
Dalam sikap awal ini juga kepala para
penari harus lurus menghadap ke depan. Sehingga para penonton dapat melihat
dengan jelas mimik wajah para penari yang tampil.
Sedangkan gerakan Nandak Dua, para penari akan menggerakkan badannya pada
posisi tegap serta sedikit merendah. Kemudian, tangan para penari akan
diayunkan ke atas secara bergantian antara kanan dan kiri, gerakan telapak
tangan juga berupa membuka dan menutup.
Sedangkan bagian kaki, mereka akan
bergerak melangkah secara bergantian antara yang kanan dan kiri untuk mengikuti gerakan tangan. Lantas, mereka akan
kembali pada posisi awal secara bergantian dengan posisi mengayunkan kaki
ataupun seperti menggenjot.
Para penari juga akan melakukan gerak
kepala dengan berlenggok untuk mengikuti gerakan tangan. Dan semua gerakan
tarian ini dilakukan dengan hitungan 4 x 8.
Gerakan Sembah, dalam tari Sirih Kuning yakni salah satu kaki akan dilipat ke bawah
sejajar dengan lantai seperti posisi sedang duduk bersimpuh. Sedangkan kaki
lainnya akan menekuk seperti orang yang sedang memberikan sembah. Gerakan ini
diikuti dengan gerakan ujung tangan yang menyatu ke arah depan.
Itulah berbagai hal yang berkaitan
dengan Tari Sirih Kuning yang masih dilestarikan hingga kini. Dan sudah semestinya
kita mulai belajar untuk mengenali dan memahami berbagai tarian yang dimiliki
oleh negara Indonesia agar budaya yang telah ada sejak zaman dahulu ini tidak
tergerus oleh zaman yang kian berkembang.
Pada kemana nih kog pada blm hadir...
BalasHapuslagi pada nyari wangsit buat bikin konten bang hihihi
HapusSinyal ngadat-ngadat 🤣
HapusKabel sinyal dibawah laut dimakan hiu 🤣
halah halah, alesan banget sih kwkwkw. makanya ganti jaringan haha
Hapus🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
HapusIya baru dengar tari sirih ini, thanks nona sudah berbagi.
BalasHapusDari sekian banyak tari yg familiar ditelinga cuma tari bali 🤣
Iya nih baru kali ini denger nama tarian sirih, biasanya yg sering kudengar sabun sirih
HapusBang Jaey, masama, sini bayar dulu sama nona manis ini kwkwkw
Hapushumh aku juga kalo gak baca" ya gak akan tau hehe..
bang Budi, hayoooo taunya sabun sirih muluuuu jangan-jangaaannnnnnnnnn
Tarian sirih kuning, biasanya daun sirih kan hijau ya, kenapa bukan tarian sirih hijau aja.😅
BalasHapuskarena kuning makanya gak hijau haha bener toh
HapusKemarin pas UTS anakku, ini kayaknya ada di buku PLBJ mereka deh, ttg tarian sirih kuning ini :).
BalasHapusItulah kayanya Indonesia ya mba. Tarian daerahnya buanyaaak, tapi semua memiliki arti, bukan sekedar asal gerak. Dulu Krn aku besarnya di Aceh, jadi yang dipelajarin tarian khas Aceh dan sejarahnya. Sayangnya banyak yg lupa mba 😔. Makanya seneng deh, anak2 yg skr ttp belajar ttg tarian daerah begini di sekolahnya
Iya, Kak.
HapusIndonesia tuh kaya seni, budaya, adat istiadat, tradisi, tp karena kemodernan, kkta jadi kurang paham atau malah gak tau.
Iya, skrang emang ada, kak.
Anak2 smp dsni juga sering tany. Ini jd inspirasiku buat nulis. Supaya kita sama-sama belajar mengetahui tradisi, seni, dan budaya di Indonesia.
Seenggaknya, kita tau walaupun gak bsa nerapinnya.
Wowww terus skrang kakak di mana? Tarian aceh juga fenomenal semua😍aku suka liat di youtube² tarian dari daerah Aceh😍😍😍